Wednesday, March 7, 2018

Backpacker to Bali (1) - Keramahtamahan Indonesia

 (Tanah Lot, Bali)

Bali, siapa yang tidak kenal dengan Bali, pulau indah dengan sejuta keindahan dan tradisi budaya yang kental, menjadi magnet bagi wisatawan baik domestik maupun luar negeri.
kali ini saya mencoba menulis pada blog ini tentang perjalanan saya dari Kota Banyuwangi Ke Pulau Bali dengan perjalanan via darat.
yang lebih menarik dari perjalanan ini, ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki ditanah bali sendirian dan mengandalkan info dari Mbah Google saja.

sore itu jam menunjukkan pukul 14.30 wib, yakni beberapa saat setelah perpisahan dengan kawan kawan saya dari hotel Santika Kota Banyuwangi. saya yang sejak awal perjalanan memang telah berniat akan melanjutkan perjalanan ke Denpasar mulai ancar-ancar tentang spot-spot perjalanan yang harus dilewati sebelum sampai di pulau dewata tersebut.

Menaiki Gojek :
sebelum memesan Go-jek, saya menyinggahi konter Hp yang menurut saya juga menjual Pulsa yang berada persis didepan Hotel tempat saya menginap guna membeli paket internet dengan kuota 3 GB, sebagai bekal dan persiapan ketika di Bali nanti, karena sepertinya saya akan mengandalkan petunjuk dari mbah google selama berada dibali nanti.
baiklah selesai memasang kartu baru di HP, saya langsung memesan Go-jek dengan tujuan Pelabuhan Ketapang. jarak dari posisi hotel saya dengan pelabuhan ketapang adalah 14,1 Km, dengan biaya Go-jek Rp.20.000,-. perjalanan tersebut sekitar 20 menit dengan lalu lintas yang sedang, Driver Go-jek yang saya naiki pun terbilang ramah, saya memanfaatkan perjalanan tersebut dengan berbincang-bincang dengan driver Go-jek tersebut. barangkali memang person nya yang ramah atau memang budaya suku jawa yang memang sangat terkenal dengan keramahtamahannya, membuat perjalanan sekitar 20 menit ini tidak terasa lamanya.
tidak berapa lama saya sampai di pelabuhan Ketapang, niat hati ingin menaiki bis-bis besar dari arah jawa mulai kandas, tidak satu pun terlihat bis memasuki pelabuhan. Memasuki lorong pelabuhan tersebut, saya mulai melakukan pembayaran tiket penyeberangan seharga  Rp.6.500,- , menunaikan sholat Asyar di musholla yang bersebelahan dengan loket penjualan tiket kemudian menaiki kapal roro untuk penyeberangan. status penumpang pertama saya sandang disore itu, petugas kapal masih beres - beres, bangku-bangku kosong masih terlihat kotor dengan banyaknya sampah yang bertebaran.
berselang sekitar 10 menit kemudian, kapal roro  ini mulai berangkat meninggalkan pelabuhan Ketapang  dari atas kapal sebenarnya pulau bali terlihat jelas namun kecepatan kapal yang menurut saya sangat lambat, membuat penyeberangan memakan waktu 1 jam.
sesaat sebelum kapal merapat saya menyempatkan melihat pada bagian bawah yang diisi oleh kendaraan roda empat, maksud hati masih mencari bis yang mungkin bisa membawa saya langsung ke Denpasar, namun lagi-lagi nihil, tiada satupun bus yang menaiki kapal ini.


sesampainya di pelabuhan Gilimanuk sembari berjalan keluar pelabuhan saya disambut oleh petugas pelabuhan yang juga menawarkan bis jurusan Ubung Denpasar. mantap. si petugas yang juga calo tersebutpun turut mengantarkan dengan sepeda motor miliknya ke terminal bis yang hanya berjarak 100 meter dari pelabuhan Gilimanuk ini.

jauh diluar perkiraan saya, rupanya suasana di terminal ini kosong melompong, tiada lalulintas maupun keramaian bis yang berlalu lalang. hanya ada 2 bis diterminal ini. salah satunya akan saya naiki, bis ukuran kecil yang saya naiki ini tidak jauh beda dengan di foto, yaa 11-11 lah, mirip, tiada musik, suasana dalam bis yang sangat sederhana. tapi tidak apa, karena pak sopirnya sangatlah ramah. ongkos bus hingga terminal ubung adalah Rp. 40.000,- . sembari menagih ongkos penumpang sopir bis dengan nama Nyoman memberikan kami wejangan/ nasehat bahkan doa agar perjalanan ini selamat sampai ditujuan.. wahh ramah sekali

Cukup lama memang menunggu bis ini hingga penuh, kurang lebih saya duduk di bis ini hingga 1 jam, masih teringat turun dari kapal penyeberangan pada pukul 17.05.

Satu persatu penumpang mulai berdatangan, dan bus pun sudah penuh, seorang bule berusia kira-kira 70 tahun duduk dibangku dengan saya, sementara disebelah saya sendiri seorang anak muda berusia kira-kira 24 tahunan.

Bus mulai berangkat dan membutuhkan waktu kira-kira 4 jam sampai diterminal Ubung Bali. dalam perjalanan hujan lebat sempat memandikan body bis berukuran kecil ini. selama perjalanan saya mulai membuka percakapan dengan teman duduk sebelah agar perjalanan ini tidak terasa membosankan, seseorang yang bekerja pada sebuah resort di daerah Singaraja ( daerah yang berada disebelah utara pulau Bali) rencana bertolak pulang kerumahnya daerah yang tidak berapa jauh dari Terminal Ubung (saya lupa nama daerahnya), sangat ramah dan memberikan petunjuk tentang beberapa destitasi di Bali.

Kira-kira pukul 10 bis masuk keterminal Ubung, saya yang agak ragu dan mengira ini sudah sampai di Kota Denpasar langsung bertanya pada pak sopir, rupanya harus menyambung kendaraan lagi hingga sampai di Kuta, Denpasar.
bis kami mulai dikerumuni oleh tukang ojek pangkalan yang menawarkan jasanya.. sejenak saya mulai berpikir, teringat sesuatu dari blog yang saya baca bahwa Tukang Ojek di Ubung ini terbilang galak-galak. seorang tukang ojek bahkan ngototnya bertanya menanyakan tujuan saya.
Dengan menyandang tas ransel, saya mulai cari bangku dan duduk di terminal ubung, sembari mengecek lokasi penginapan saya di Kuta.
langkah selanjutnya adalah memesan Go-jek secara diam-diam tanpa diketahui oleh tukang ojek diterminal ini, saya memberikan alasan bahwa akan dijemput teman setiba diterminal ini, tidak berapa lama tukang ojek yang mengiringi saya tersebut balik kanan, dengan nyamannya saya mulai memesan Go-jek.
tukang gojek menelpon dan menyampaikan bahwa beliau tidak bisa masuk ke areal terminal. dengan memperhatikan map yang cukup jelas disajikan oleh mbah Google saya berjalan ke jalan pada bagian belakang terminal sesuai janji dengan driver Go-jek tersebut.
selang beberapa langkah kaki saya melihat driver go-jek sudah menunggu dibawah tiang listrik, masih chattingan, saya berjalan lebih jauhan dari terminal tersebut.. sempat was-was juga dan saya berpura-pura tidak mengacuhkan driver tersebut sembari memperhatikan penginapan yang berada sekitar terminal tersebut.

okay.. go-jek sudah dinaiki, dengan mengandalkan Map, ddriver go-jek mengantarkan ke penginapan yang sudah saya booking pada aplikasi Booking.com (baru saja diinstall atas saran dari Nyoman, teman sebangku saya di bis.. trims atas infonya).  

Perjalanan  kali ini cukup lama, karena selain jauh (hingga 20 menit estimasi) juga melalui simpul-simpul kemacetan, saat itu juga ada perbaikan jalan. sempat juga tersasar sehingga waktu tempuh bertambah lama. Seperti Driver go-jek di banyuwangi,  driver disini juga tdk kalah ramahnya,  sepanjang perjalanan saya ajak berbincang dan juga mengenal lebih dalam tentang kota Denpasar,  terutama memastikan info dimana jam 11 merupakan jam rawan,  dimana jambret dan rampok berkeliaran mencari mangsa di Denpasar Bali. 

pertama kali melihat daerah yang merupakan pusat wisata di Bali ini akan membuat kita tercengang, minuman keras, pakaian seksi para bule akan membuat orang akan terpana untuk beberapa saat, hingar bingar music keras yang keluar dari cafe dan bar sekitar kawasan, membuat malam ini terasa tidak seperti malam, sepanjang jalan saya perhatikan beberapa turis yang baru datang sambil mendorong travel bag milik mereka, entah itu perorangan maupun rombongan. sungguh bagaikan kuta bagaikan gula yang dikerubungi oleh semut.

sampai dipenginapan jalan poppies Lane II, jam sudah menunjukkan pukul 11.05, saya langsung ke bagian reservasi, penginapan seharga 105.000 langsung saya bayar malam itu, posisi kamar lantai atas dengan single tempat tidur. 

bernama penginapan Bali Manik Beach memiliki beberapa kamar  sekitar 12 kamar, 5 lantai bawah dan 5 lantai atas. dengan fasilitas seadanya, ini adalah penginapan khas Backpacker. pada loteng kamar tergantung kipas angin, terdapat cermin hias, lemari tidak berpintu dan kamar mandi dengan shower, menurut saya sesuai fasilitas dengan harga yang ditawarkan.

perut keroncongan, teringat makan terakhir adalah selepas sholat jumat tadi dibanyuwangi dengan beberapa kawan yang hendak bertolak pulang ke Kota Padang. berusaha mencari warung makan, namun tiada satupun yang nampak selain bar dan cafe buat turis mancanegara.. hahahaha kemudian saya mulai berjalan agak jauh ke arah jalan Raya Legian, persis dekat dengan monumen bali, saya menemukan ibu-ibu yang menjual bungkusan daun pisang, pikir saya inilah yang dinamakan nasi jinggo, terlebih dahulu saya coba tanyakan apakah ada yang sambal ikan / teri (sebelumnya  bungkusan warna hijau berdaun pisang ini juga saya temukan di Banyuwangi dengan beragam isian ) si ibu penjual memberikan kembalian  uang lembaran Rp.10.000,- yang saya berikan dengan Rp.2.500,-, yep hanya berharga Rp.7.500,-. sambil dijalan pulang saya membeli air minum di mini market yang buka 24 jam. memakan nasi jinggo tentu saja menimbulkan was-was, oleh karenanya hanya nasi saja yang saya makan, sedangkan suiran ayamnya tidak saya sentuh sama sekali, ini terkait dengan status kehalalan dari makanan tersebut.





Pagi yang cerah.. semangat pagi untuk mulai bertualang sendiri berkeliling bali. terlebih dahulu mencari motor rental, kebetulan saya lihat penginapan ini menyewakan sepeda motor rental, Rp. 50.000,- sempat saya tawar dari harga Rp.70.000,- yang ditawarkan, selesai sarapan kopi dan banana pancake + Pop Mie yang saya beli sendiri, sebagai bekal untuk bertualang dibali.

duduk di beranda penginapan sambil menyeruput Kopi- banana pancake + Pop Mie (beli sendiri)



sepeda motor yang saya rental



mulai menyisiri pantai kuta - legian - SPBU (isi 25 rb)



tujuan awal saya adalah Garuda Wisnu Kencana sekitar 14, 7 Km dari peta google map dari penginapan. tangan memegang hp dengan menyalakan aplikasi Google Map menuntun saya ke tujuan
Karena bepergian sendiri, saya minta tolong pada pelancong yg juga lagi berfoto di GWK tersebut.
selanjutnya dari arah GWK adalah Pantai Pandawa dengan jarak 7.8 Km dari GWK, dengan mengandalkan google map
                                                     (gapura pantai pandawa)
karcis masuk pantai pandawa adalah Rp. 10.000,- sudah termasuk parkir kendaraan roda 2

tebing-tebing yang dipangkas guna akses masuk, menjadi pesona tersendiri sebelum memasuki pantai pandawa



Sejauh pengamatan saya, pantai Pandawa ini jauh lebih bagus dari pantai Kuta, sebab disini pengunjung bisa menyewa perahu kano (diisi 2 orang) dengan tarif Rp. 100.000 / jam. selain itu juga ada spot surfing dengan ombak tergolong sedang (sayang sekali saya belum pernah belajar surfing, mgkn lain kali saya harus belajar..) 



dari GWK perjalanan saya lanjutkan ke Tanah Lot. Estimasi google lama perjalanan 30 menit dengan jarak 31, 9 Km. segera meluncur dengan yamaha Mio Soul yang selama 24 jam ini menjadi hak milik saya.. hihihih

Salah satu gapura di tanah lot dan bule china yg eksis mau di foto.. buseet gak mau minggir






Berwisata sambil memperhatikan sekeliling saya ada hobi saya, semenjak dari kawah ijen sebelumnya hingga sampai di bali, turis asal China dan korea menurut saya sangat mendominasi pada beberapa destinasi Wisata yang saya kunjungi. saya menyaksikan sendiri beberapa rombongan asal china maupun korea dengan tour guidenya. semoga saja sektor pariwisata di seluruh Indonesia juga akan seperti Bali nantinya.
Sebelum menutup tulisan ini, masih banyak tempat yang belum saya kunjungi seperti menyaksikan tari kecak, mengunjungi monkey forest, bermaian kano di Pantai Pandawa, Tanjung Benoa, dan masih banyak lagi yang mesti masuk dalam wait list saya. semoga suatu saat berkesempatan untuk Solo Traveling kembali ke tempat-tempat tersebut.

Kesimpulan Perjalanan :
  1. harga tiket penyeberangan ketapang gilimanuk Rp. 6.500,-
  2. Ongkos bis Gilimanuk - Terminal Ubung Rp. 40.000,-
  3. Penginapan 1 malam - Bali Manik Beach Inn Rp. 105.000,-  , hari kedua hanya Rp. 100.000,-
  4. Rental Motor 24 jam - 50.000 (setelah nego)  
  5.  Manfaatkan sarana transportasi kekinian - Go-jek dan sejenisnya agar estimasi biaya dapat diketahui dengan pasti
semoga suatu saat catatan perjalanan ini berguna bagi rekan-rekan yang akan bacpackeran dari Banyuwangi ke Denpasar Bali. 
salam


Monday, March 5, 2018

Kawah Ijen


Banyuwangi adalah kota yang terdapat diujung timur Pulau Jawa, kota ini juga dijuluki "The Sunrise Of Java". sebenarnnya perjalanan ini adalah kunjungan kerja, namun saya juga sempatkan untuk melihat aktivitas di taman Blambangan dan keindahan kawah ijen dengan spot keindahannya api biru yang biasa dikenal Blue Fire. 
Semoga suatu saat informasi ini dibutuhkan terutama bagi traveler domestik maupun luarnegeri. 

Pertama perjalanan dimulai dari Kota Padang (kota domisili penulis), dengan pesawat Garuda keberangkatan pkl. 09.50 dari Bandara Internasional Minangkabau (PDG). 

Waktu keberangkatan yang pas, dan juga kedatangan yang selalu tepat waktu menjadikan Armada Penerbangan Garuda Airliness sebagai maskapai terbaik di Indonesia

Sesampainya di bandara Cengkareng Terminal III, penulis menunggu keberangkatan pesawat Garuda tujuan Banyuwangi dengan terminalnya Belimbing Sari (BWX), yakni pukul 13.30 wib. 

Waktu keberangkatan yang masih lama, membuat perut saya mulai keroncongan, bersama salah seorang kawan dengan penerbangan yang sama, kami mencari pengganjal perut di dalam komplek terminal ini, teh hangat dengan campuran daun mint dan pizza daging merupakan pilihan yang pas saat ini.  


 
 logo tempat kami makan (merupakan logo dinampan pizza yang  saya foto.. hihihi)

Perjalanan dilanjutkan tepat dengan waktu keberangkatan yang tertera pada boarding pass, dengan menggunakan pesawat jet yang ukurannya lebih kecil, kami mendarat di bandara Belimbing Sari (BWX) sekitar pukul 15.00 Wib


Setiba di Belimbing Sari, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan menumpang armada carteran seharga 150 ribu ke hotel yang telah kami booking sebelumnya.

foto tagline hotel santika

Suasana Malam di Taman Blambangan




taman blambangan merupakan salah satu icon di kota Banyuwangi ini, setiap malam dilaksanakan pagelaran seni seperti tarian dan lagu daerah asli banyuwangi. beberapa warga tampak memanfaatkan ruang terbuka publik ini sebagai tempat rekreasi bersama keluarga, selain itu setiap malam ditaman ini juga selalu dilaksanakan pagelaran seni, seperti tari, maupun kesenian lainnya. pada saat malam kami berkunjung kesana kami menonton tarian Padang Ulan dan tarian yang memperagakan gerakan kucing (penulis : red).

tari Padang Ulan
Dan yang lebih menariknya lagi tarian ini dilakukan oleh anak-anak dengan terampilnya





Tari Kucing Gorang

Perlu untuk diketahui bahwa pemkab Banyuwangi sangat getol sekali dalam promosi wisata daerah nya, hal ini dibuktikan dengan begitu banyaknya Event Pariwisata  yang diselenggarakan dalam satu tahun dengan nama "Banyuwangi Festival" sebanyak 77 event selama satu tahun. woww luar biasa





Kawah Ijen
Pada malam kedua, saya telah punya rencana untuk menyaksikan blue fire di kawah ijen. bersama salah seorang teman Win Atriosa yang akrab dipanggil Rio kami bersepakat untuk naik ke gunung Ijen pada kamis malam tersebut.
Rencana perjalanan sebenarnya telah kami mulai dari pra keberangkatan, namun karena beberapa hal tinggal kami berdua yang akan mengeksekusi rencana tersebut.
Untuk mencapai Kawah Ijen tersebut, terlebih dahulu memanfaatkan jasa armada travel yang mengantarkan hingga ke kaki gunung tersebut. harga sewa tersebut adalah 250 rb, dijemput pada jam 1 malam dari hotel dan kembali lagi kehotel sekitar pukul 9 pagi.
perjalanan ke kaki gunung ijen dengan mobil jeep lebih kurang 1 jam hingga ke posko terakhir (posko Paltuding). dari posko tersebut dilanjutkan dengan rute trekking paling lama 1,5 jam hingga mencapai kawah ijen, sebelum trekking pihak travel akan membagikan masker dan senter kepada peserta.

Sedang menunggu Kendaraan yang akan mengantar kami ke Kaki Gunung Ijen 
pkl. 00.20 wib

Pemandangan blue fire kawah ijen



Blue Fire tersebut berasal dari gas yang dikeluarkan oleh kawah, jika kita datang pada saat yang tepat dimana asap kawah tidak terlalu banyak, maka blue fire tersebut akan terlihat dengan sangat jelas.

Perlu untuk diketahui bahwa blue fire ini hanya ada dua didunia, yakni di indonesia dan Islandia, dan Banyuwangi sangat beruntung dengan kawah ijennya, karena sangat banyak turis domestik dan turis asing  yang mengunjungi dan menyaksikan keindahan kawah ini beserta blue fire nya, barangkali ini salah satu yang membuat daya tarik pariwisata di banyuwangi sangat tinggi.
dalam jeep yang kami menaiki

Pemandangan blue fire sungguhlah luar biasa, seperti foto yang saya sematkan diatas. animo turis untuk datang sangat tinggi, dalam perjalanan saya kerap berbincang dengan beberapa turis asing dan asal mereka ; Holland, Ceko, Germany, Kanada dan juga mengenali mereka dari bahasa dan facenya ; Russia, China, Thailand, Korea, India,, wah memang sungguh luar biasa, perkiraan saya ada 200 orang yang naik ke kawah  ijen pada malam ini. menurut info dari guide lokal setempat jumlah ini termasuk sepi, bisa berkali lipatnya pada akhir pekan.


Pagi dikawah ijen
Pemandangan pagi hari dikawah ijen pun juga tidak kalah indah, pinggiran kawah terlihat memutih, bagaikan lapisan es yang mengeras.. disebelah kiri jalan turun pun akan terlihat gunung meranti dengan keelokannya yang luar biasa

(Awesome)


 Gunung Meranti yang terlihat sangat jelas dari jalanan ke Kawah 





barangkali demikian perjalanan singkat saya ke kota banyuwangi dan Kawah Gunung Ijen, sebagai referensi tentang perjalanan ke Gunung ijen dapat saya simpulkan :
  1. Tiket jemputan kendaraan dari hotel ke kaki gunung ijen Rp. 250.000,- (sudah termasuk tiket masuk dan retribusi desa) menggunakan travel www.javanesia.com
  2. jemputan dimulai jam 11 hingga jam 1 paling lambat
  3. diantar kembali kehotel paling lambat jam 7 pagi
  4. disarankan membawa jaket (karena hawa dingin mulai terasa kalau kita sudah berhenti dari trekking).
semoga bermanfaat buat sobat-sobat yang ingin ke Blue Fire Kawah Ijen. wassalam

berfoto bersama rekan satu perjalanan

(Saya - Bastian / Germany - Win Atriosa - Canadian people - Stevan/ Ceko)





Monday, August 29, 2016

Wisata Alam : Taman Nirwana

https://www.youtube.com/watch?v=hbf9dr1u0Gg


Taman Nirwana terletak di kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang Sumatera Barat. lokasi daerah ini berada tidak begitu jauh dari pusat kota Padang, berada antarkira-kira berjarak 5 Km, lokasi yang cukup dekat untuk berwisata pantai yakni jalan padang - painan. lokasi taman nirwana terdapat pada sebuah teluk, dengan panjang pesisir teluk tersebut hampir 3,5 Km. 

untuk menuju daerah ini tidak perlu ragu, cukup dengan menaiki angkot pasar - raya  bungus, penanda yang jelas dipinggir jalan raya sangat mudah untuk ditemukan. memasuki daerah wisata inipun cukup murah, cukup dengan merogoh kocek 10 rb untuk dewasa dan 5000 untuk anak-anak, pengunjung sudah bisa bermain sepuasnya ditaman nirwana. dari taman nirwana dapat terlihat dengan jelas pulau kasiak serta kapal-kapal yang hendak bongkar ke teluk bayur maupun kapal batubara yang menunggu waktu bongkar di PLTU Teluk Sirih.

Kekurangan
sangat disayangkan pengelolaan yang kurang baik dari pengelola membuat objek wisata ini kurang menarik, kurang bersih, tidak terawat, serta fasilitas toilet yang tidak memadai jauh menandakan kalau lokasi ini adalah objek wisata. selain itu juga sering ditemukan oli yang tumpah diperairan taman nirwana ini.

disamping fasilitas objek wisata yang kurang memadai, areal makin keujung makin banyak ditemui pondok esek-esek, yakni pondok kecil yang hanya bisa dimasuki oleh 2 orang, terbuat dari kayu dan beratapkan daun Rumbio, pondok ini sering digunakan oleh pasangan muda-mudi pacaran (foto menyusul.penulis), celana menggantung adalah hal yang biasa, bahkan lebih anehnya lagi penjaga pondok ini adalah beberapa manusia tua yang sudah bau tanah (sumpah lo..)


Kelebihan

bagi pengunjung yang menyukai olahraga renang seperti saya dapat menikmati lokasi ini. trek yang bagus untuk berenang menyisiri tubir. sering saya lakukan jika  ada buddy (tandem). seperti halnya sebuah teluk, ombak cukup tenang ditempat ini sehingga sangat memungkinkan untuk lokasi Renang Jarak jauh (long Distance Swimming. penulis)

Bawah Laut
keindahan bawah laut Taman Nirwana, cukup lumayan apabila cuaca sangat bersahabat (cerah) dan anda sangat beruntung dalam mendapatkan spot-spot yang bagus.
Selain lokasi yang dekat keindahan bawah laut dapat kita nikmati ditempat wisata ini, tentunya apabila pengunjung mau untuk berenang atau freedive dapat menemukan beberapa spot yang menarik seperti : anemon (soft coral) dan beberapa clown fish (ikan badut) yang menempatinya. bagi saya taman nirwana terkadang menjadi tempat latihan untuk Freedive (baru belajar).



 (Salah satu spot anemon dan ikan badut. maaf lokasi dirahasiakan)

anemon diatas berwarna agak kehijauan, selain itu kami juga menemukan anemon yang warnanya agak kemarahan (insert foto penulis). berbagai jenis ikan hias seperti sweetlip, kepe-kepe hingga berbagai ikan karang dapat ditemui disini (maaf saya kurang hapal  nama-nama ikan tersebut).

(bersama salah seorang Buddy ; Dalli Ys)

 (Menyapa Ikan Badut)

Selain berbagai ikan dan jenis karang yang kami temukan, kami pun menemukan ubur-ubur berwarna kemerahan (besar dugaan ubur-ubur ini mengandung Toksid yang tinggi, namun sayang tidak sempat diabadikan).





Penyu
Jika anda beruntung, maka dapat menemukan penyu yang mencari makan disini. 

Hewan berbahaya
ditempat inipun dapat ditemukan morray (belut laut) mereka sangat senang berkembang biak disini hewan yang satu ini sangat berbahaya, akan menyerang jika merasa terancam, oleh karena itu pengunjung disarankan sangat berhati-hati apabila menyelam melewati celah celah karang.
selain moray, penulispun pernah menemukan ular laut dengan warna belang (hitam putih).
selain itu Leppu (lion fish) juga cukup banyak penulis temui.

sekali lagi saya sarankan bagi anda pengunjung yang menikmati alam bawah laut taman nirwana untuk lebih berhati-hati karena adanya beberapa hewan berbisa yang sudah makin berkembang biak (tentunya mereka akan mengganggu jika terasa terancam)
Never Dive Alone (always with Buddy) 

Demikianlah sedikit catatan saya tentang taman nirwana. tulisan ini tentunya banyak kekurangan, seiring dengan waktu akan segera saya perbaiki. wasalam