Wednesday, December 2, 2015

Bismiilahirrahmanirrahim


Hari ini tanggal 2 desember tahun 2015, tepat satu bulan setelah saya seminar hasil penelitian thesis satu bulan yang lalu. Waktu yang cukup lama memang untuk sebuah perbaikan sebuah draft thesis. Namun apa boleh buat beberapa rekomendasi penguji harus diakomodir. walaupun harus kelapangan lagi, yang penting mereka telah menunjukkan ketertarikan pada penelitian kita. Demikian salah seorang pembimbingku Bpk.Prof Adrimas, SE, MS pernah berkata.
Perbaikan thesis tersebut meliputi ;
Pertama indeks pendapatan penduduk yang sebelumnya saya survey melalui kuisioner berapa output/hasil panen/pendapatan rata-rata satu KK dalam satu bulan. Namun setelah sidang seminar hasil, dua orang penguji memberikan masukan yakni Bpk. Dr Hefrizal Handra agar sebaikanya indek pendapatan penduduk diambil dari survey data pengeluaran masing-masing KK. Hal yang sama diperkuat dengan argumen Bpk. Prof. Dr.Syafrudin Karimi, agar indek pengeluaran menggunakan pertanyaan kuisioner Susenas (Survey Sensus Nasional).
Pada pagi yang cerah tanggal 14 November 2015, bersama salah seorang pegawai Badan Pusat Statistik daerah kerja kabupaten Tanah Datar yang juga beliau adalah mahasiswa pada program Tailormade kami berangkat menuju daerah penelitian desa Sungai Pisang yang kini bernama kelurahan Teluk Kabung Selatan. Dengan bermodalkan sepeda motor 125 cc tahun pembuatan 2007, kami mulai melintasi jalan yang dinilai sangat diluar batas kewajaran untuk ukuran kemakmuran sebuah ibukota propinsi. Kondisi jalan sangatlah menyedihkan, kebanyakan badan jalan hanyalah berupa timbunan kerikil alias telah hilang aspal/ rabat beton yang menutupinya seolah-olah tidak pernah dibangun jalan sebelumnya. Pada beberapa titik masih terlihat jalan rabat beton, namun pengendara harus ekstra hati-hati karena kelalaian sedikit saja bisa membuat ban kendaraan menghantam lubang yang bisa mengandaskan sepeda motor matic. Atau jurang yang siap menyambut pengunjungnya. kontur yang berbukit memang memaksa kondisi jalan yang dengan tikungan patah serta turunan dan pendakian yang tajam.
Untuk menuju daerah penelitian ini, kira-kira membutuhkan waktu 1 jam lebih (dengan kendaraan roda 2 tergantung kecepatan pengemudi) jarak menuju lokasi dengan total 32 Km. 25 km masih jalan kota padang + Padang-painan ditambah 7 km lagi (yakni 2 km + 5 Km/4 km 200 meter lebih tepatnya)dari persimpangan jalan PLTU Teluk Sirih).
Pertanyaan kami mulai dari penduduk bersuku nias yang tinggal tidak jauh setelah melewati jembatan pertama dekat pos mariner TNI. Beberapa informasi kami dapatkan seperti ; berapa penggunaan beras, minyak, gula, lauk pauk, sayur, belanja anak, kosmetik, rehab rumah dsbg. Semua pertanyaan sangat mendetail guna menghitung berapa pengeluaran masing-masing Keluarga. Setelah ditotal dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga. (indeks kemiskinan Provinsi Sumatera Barat sesuai data BPS Sumbar per maret 2015 adalah Rp.369.753,-. ini berarti pendapatan perkapita dibawah nilai tersebut tergolong masyarakat miskin). Selanjutnya beberapa warga yang kami temui juga kami ajak bekerjasama untuk mencukupkan jumlah sampel 78 KK dari populasi 348 KK (rumus Slovin).
Data hasil survey lapangan tentang indeks kemiskinan tersebut selanjutnya kami bandingkan dengan jumlah penerima program PSKS (kartu emas) yang diperoleh hingga 234 keluarga (sumber kantor lurah teluk kabung selatan) yang jika dipresentasekan 67,24 % KK adalah penerima PSKS tersebut.
Kedua
Saran perbaikan kedua adalah mengenai worst Case Scenario/ skenario terburuk disaat bencana besar terjadi (saran ini dianjurkan oleh Bpk. Dr. Hefrizal Handra).
Menindak lanjuti hal ini saya mencoba untuk mencari literature dan berkomunikasi dengan teman-teman yang biasa bergerak pada disaster management. Sehingga kesimpulannya sebuah daerah yang rentan akan resiko bencana membutuhkan rencana kontijensi yang diformalisasikan dengan peraturan kelurahan/desa.
Ketika bencana besar terjadi, yang biasa dikenal “worst case scenario” diperlukan strategi dalam pengurangan resiko bencana berbasis komunitas (PRB-BK). Hal yang harus dilakukan adalah dengan memanfaatkan segenap sumberdaya yang dimiliki oleh masing-masing desa/kelurahan, diantara strategi tersebut adalah :
1.       Adanya rencana evakuasi masyarakat
2.       Adanya tempat dan fasilitas evakuasi pengungsian
3.       Adanya rencana aksi masyarakat tentang penanggulangan bencana
4.       Adanya latihan kesiapsiagaan secara berkala
5.       Adanya prosedur tetap penanganan darurat bencana kelurahan
6.       Adanya gudang penyimpanan logistik untuk bertahan
7.       Adanya perhitungan waktu evakuasi maksimal menuju Shelter (gambar 
 Untuk mewujudkan strategi tersebut perlu dibentuk Rencana Kontijensi dalam pengurangan resiko bencana berbasis komunitas (PRB-BK) sebagaimana dikemukakan oleh Triutomo (2008). Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yg diperkirakan akan segera terjadi, tetapi tidak selalu terjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Jika keadaan yang diperkirakan tersebut tidak terjadi, maka rencana kontinjensi tidak akan pernah diaktifkan. Adapun strategi pada sebuah rencana kontinjensi dimulai dari ; pengembangan scenario, Penetapan kebijakan dan strategi, perencanaan sektoral, sinkronisasi, formalisasi rencana kontijensi pengurangan resiko bencana berbasis komunitas serta rencana tindak lanjut (RTL). Alur rencana kontijensi tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 6.1 Bagan Alur Rencana Kontijensi
 


6.5.1.     Pengembangan Skenario
a.  Skenario :
§  Waktu terjadinya bencana (misalnya : pagi, siang, malam).
§  Durasi/lamanya kejadian (misalnya : 2 jam, 1 hari atau 7 hari).
§  Karakteristik bencana yang terjadi
§  Hal lain yang berpengaruh terhadap besar-kecilnya kerugian/ kerusakan.
b.   Perkiraan dampak
§  aspek kehidupan/penduduk,
§  aspek sarana/prasarana/fasilitas/asset,
§  aspek ekonomi,
§  aspek pemerintahan, dan
§  aspek lingkungan.

6.5.2.     Penetapan Kebijakan dan strategi
a.    Kebijakan :
§  Bersifat umum untuk pedoman bagi sektor-sektor
§  Mengikat dalam penanganan darurat
§  Kesepakatan –kesepakatan dipatuhi oleh semua pihak
§  Disetujui oleh Lurah/ Kepala Desa
b.   Strategi :
Strategi untuk melaksanakan kegiatan oleh tiap-tiap sektor sesuai bidang tugas masing-masing
§  Membentuk Forum
§  Membangun posko
§  Pembagian tugas pelaksana sektor, dll

6.5.3.     Perencanaan Sektoral
a.  Struktur komando dan koordinasi, yang berguna untuk :
§  Mempermudah koordinasi pemangku
§  Menghindari kesemrautan
§  Memberdayakan potensi dan sumber daya masyarakat dan para pihak terkait.
b. Pembentukan sektor-sektor tim Satlak, yakni
§  Sektor manajemen dan koordinasi
§  Sektor Kesehatan
§  Sektor Evakuasi dan transportasi
§  Sektor logistik
§  Sektor Barak
§  Sektor Dapur Umum
§  Sektor Komunikasi
§  Sektor Keamanan
§  Sektor Pendidikan

c.    Penyusunan Kebutuhan Sektor
§  Disusun berdasarkan  skenario kejadian
§  Kebutuhan tiap sektor dipenuhi dari ketersediaan sumberdaya sektor dengan memprioritaskan sumberdaya/potensi lokal.
§  Rekapitulasi kebutuhan tiap sektor :
-       Jumlah kebutuhan
-       Persediaan
-       Kekurangan
-       Jumlah Biaya

6.5.4.     Sinkronisasi/Harmonisasi
§  Semua kegiatan sektor diharmonisasi/dintegrasikan ke dalam Renkon untuk mengetahui siapa melakukan apa, agar tidak terjadi tumpang tindih
§  Dapat dilakukan melalui rapat koordinasi, yang dipimpin oleh Lurah/Desa dan Tim Teknis.
§  Materi bahasan dalam rapat koordinasi antara lain berupa :
-    Laporan tentang kesiapan dari masing-masing sektor
-    Masukan dari satu sektor ke sektor yang lain tentang adanya dukungan sumberdaya.
-    Laporan tentang kebutuhan sumberdaya, ketersediaan dan kesenjangannya dari masing-masing sektor.
-    Pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan bersama dan komitmen untuk melaksanakan rencana kontinjensi.

6.5.5.     Formalisasi Rencana Kontijensi Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Komunitas
Formalisasi diperlukan agar rencana dapat menjadi dokumen desa/kelurahan dalam upaya pengurangan resiko bencana.
a.    Disahkan/ditanda-tangani oleh pejabat yang berwenang yakni Lurah/ Kepala desa
b.   Renkon PRB-BK menjadi dokumen resmi kelurahan/Desa Renkon PRB-BK  siap dilaksanakan menjadi Operasi Tanggap Darurat

6.5.6.     Rencana Tindak Lanjut (RTL)
1.    RTL adalah langkah-langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
2.    Komitmen dari para pimpinan sektor disisipkan pada halaman depan dari dokumen Rencana Kontinjensi.
3.    Kegiatan-kegiatan RTL dibuat resume/ringkasannya untuk kemudian dituangkan dalam Tabel yang ditanda tangani para pimpinan sektor sebagai bentuk komitmen untuk melaksanakan RTL.
4.    Kegiatan RTL, antara lain :
§  table top exercise, gladi posko, gladi lapang,
§  pemutakhiran data, dan lain-lain
§  Menyiapkan jalur evakuasi, simbol/tanda rawan bencana
§  Penetapan Renkon dengan Perkel/Perdes, dll.
Tabel 6.1 Kegiatan Masing-Masing Sektor Pada Rencana Kontijensi
I. Sektor Manajemen & Koordinasi
Status
Kegiatan
Normal

1.   Kajian daerah rawan bencana.
2.   Pendataan penduduk di kawasan rawan bencana, termasuk penduduk rentan. Sosialisasi, Pelatihan dan Simulasi Penanggulangan Bencana.
3.    Penyusunan atau Review prosedur tetap dan RENKON apabila ada perubahan (perkembangan) situasi dan kondisi.
4.    Mengadakan pertemuan rutin relawan
Waspada
1.   Pengkajian ulang (update) peta daerah rawan bencana
2.   Pendataan ulang warga daerah rawan bencana .
3.   Pendataan kebutuhan penanganan bencana.
4.   Penyiapan Posko.
5.   Pengecekan alat komunikasi.
6.   Memberikan update cuaca.
Siaga

1.    Mengkoordinasikan (memastikan) seluruh sektor telah siap.
2.    Aktivasi Posko.
3.    Berkoordinasi dengan instansi terkait.
Awas

1.   Menginformasikan kepada warga untuk mengungsi.
2.   Memastikan semua sektor telah siap.
II. Sektor Kesehatan
Status
Kegiatan
Normal

1.   Pendataan penduduk rentan di daerah rawan bencana.
2.   Pendataan ketersediaan obat dan peralatan kesehatan.
3.   Pelatihan PPGD (P3K) untuk OPRB.
4.   Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat daerah rawan Bencana
Waspada
1.   Pemantauan kesehatan penduduk rentan di daerah rawan bencana.
2.   Pendataan kebutuhan kesehatan untuk penanganan darurat bencana.
3.    Penyiapan Pos Kesehatan.
4.    Pemantapan tim medis dan non medis.
Siaga

1.   Pembagian tugas tim kesehatan.
2.   Koordinasi dengan tim terkait (Puskesmas, PMI, RS).
Awas

1.    Aktivasi Pos Kesehatan.
2.    Pelayanan Kesehatan
3.    Merujuk pasien ke Puskesmas terdekat (bila diperlukan).
4.    Pemantauan rutin kelompok rentan.
5.    Pencatatan dan pelaporan.
6.    Surveilans penyakit menular (diare, ISPA, penyakit kulit).
Status
Kegiatan
Normal

1.    Penyusunan peta jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat evakuasi (TES/TEA)
2.    Pendataan kendaraan evakuasi
3.    Pelatihan Penyelamatan dan Evakuasi
Waspada
1.    Pengecekan jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat evakuasi.
2.    Penyiapan sarana evakuasi
Siaga

Penempatan personil dan kendaraan evakuasi di daerah rawan bencana.
Awas

1.    Pelaksanaan evakuasi warga terancam.
2.    Pelaksanaan evakuasi korban (apabila ada).
Sektor Logistik
Status
Kegiatan
Normal
Mengikuti pelatihan-pelatihan Sosialisasi kepada warga mengenai PRB
Waspada
1.   Menyiapkan tempat penyimpanan barang/logistik.
2.   Menyiapkan perlengkapan ATK/peralatan yang dibutuhkan
3.   Menyiapkan data-data kebutuhan
Siaga

1.    Menghitung kebutuhan logistik.
2.    Mencatat semua kebutuhan logistik pada buku penerimaan dan pengeluaran
3.    Menyiapkan tempat distribusi
Awas

1.    Mencatat penerimaan bantuan
2.    Mencatat pengeluaran bantuan
3.    Mendistribusikan logistik dengan kartu distribusi (Pengambilan/ pendistribusian barang sebaiknya diambil oleh KK).
4.    Melaporkan semua penerimaan dan pengeluaran logistik pada penanggung jawab kelurahan/desa.
5.    Menjaga keamanan Gudang Logistik.


itulah 2 item saran penguji yang disampaikan pada waktu seminar hasil tanggal 2 november 2015 yang lalu. Yang kemudian saya akomodir pada perbaikan ini. Semoga saja kompre nanti hasilnya dapat lebih baik. Atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak sebelumnya saya ucapkan banyak terimakasih.

……… …………… …………….
Selanjutnya setelah dari sungai pisang (setelah survey) kami menyempatkan diri untuk terus kedaerah selatan kesebuah desa dengan nama sungai pinang (barangkali karena banyak pinang maka dinamakan demikian) sembari mengabadikan momen (berfoto bersama ikan hasil tangkapan nelayan.. hihihi). Hasil tangkapan nelayan yang cukup banyak menurut kami dari sebuah kapal nelayan sederhana berukuran tidak terlalu besar.