Bismiilahirrahmanirrahim
Hari ini tanggal 2 desember tahun 2015, tepat satu bulan setelah saya seminar hasil penelitian thesis satu bulan yang lalu. Waktu yang cukup lama memang untuk sebuah perbaikan sebuah draft thesis. Namun apa boleh buat beberapa rekomendasi penguji harus diakomodir. walaupun harus kelapangan lagi, yang penting mereka telah menunjukkan ketertarikan pada penelitian kita. Demikian salah seorang pembimbingku Bpk.Prof Adrimas, SE, MS pernah berkata.
Hari ini tanggal 2 desember tahun 2015, tepat satu bulan setelah saya seminar hasil penelitian thesis satu bulan yang lalu. Waktu yang cukup lama memang untuk sebuah perbaikan sebuah draft thesis. Namun apa boleh buat beberapa rekomendasi penguji harus diakomodir. walaupun harus kelapangan lagi, yang penting mereka telah menunjukkan ketertarikan pada penelitian kita. Demikian salah seorang pembimbingku Bpk.Prof Adrimas, SE, MS pernah berkata.
Perbaikan thesis tersebut meliputi ;
Pertama
indeks
pendapatan penduduk yang sebelumnya saya survey melalui kuisioner berapa
output/hasil panen/pendapatan rata-rata satu KK dalam satu bulan. Namun setelah
sidang seminar hasil, dua orang penguji memberikan masukan yakni Bpk. Dr
Hefrizal Handra agar sebaikanya indek pendapatan penduduk diambil dari survey
data pengeluaran masing-masing KK. Hal yang sama diperkuat dengan argumen Bpk.
Prof. Dr.Syafrudin Karimi, agar indek pengeluaran menggunakan pertanyaan
kuisioner Susenas (Survey Sensus Nasional).
Pada pagi yang cerah tanggal 14
November 2015, bersama salah seorang pegawai Badan Pusat Statistik daerah kerja
kabupaten Tanah Datar yang juga beliau adalah mahasiswa pada program Tailormade
kami berangkat menuju daerah penelitian desa Sungai Pisang yang kini bernama
kelurahan Teluk Kabung Selatan. Dengan bermodalkan sepeda motor 125 cc tahun
pembuatan 2007, kami mulai melintasi jalan yang dinilai sangat diluar batas
kewajaran untuk ukuran kemakmuran sebuah ibukota propinsi. Kondisi jalan
sangatlah menyedihkan, kebanyakan badan jalan hanyalah berupa timbunan kerikil
alias telah hilang aspal/ rabat beton yang menutupinya seolah-olah tidak pernah
dibangun jalan sebelumnya. Pada beberapa titik masih terlihat jalan rabat
beton, namun pengendara harus ekstra hati-hati karena kelalaian sedikit saja
bisa membuat ban kendaraan menghantam lubang yang bisa mengandaskan sepeda
motor matic. Atau jurang yang siap menyambut pengunjungnya. kontur yang
berbukit memang memaksa kondisi jalan yang dengan tikungan patah serta turunan
dan pendakian yang tajam.
Untuk menuju daerah penelitian ini,
kira-kira membutuhkan waktu 1 jam lebih (dengan kendaraan roda 2 tergantung
kecepatan pengemudi) jarak menuju lokasi dengan total 32 Km. 25 km masih jalan
kota padang + Padang-painan ditambah 7 km lagi (yakni 2 km + 5 Km/4 km 200
meter lebih tepatnya)dari persimpangan jalan PLTU Teluk Sirih).
Pertanyaan kami mulai dari penduduk
bersuku nias yang tinggal tidak jauh setelah melewati jembatan pertama dekat
pos mariner TNI. Beberapa informasi kami dapatkan seperti ; berapa penggunaan
beras, minyak, gula, lauk pauk, sayur, belanja anak, kosmetik, rehab rumah
dsbg. Semua pertanyaan sangat mendetail guna menghitung berapa pengeluaran
masing-masing Keluarga. Setelah ditotal dibagi dengan jumlah anggota rumah
tangga. (indeks kemiskinan Provinsi Sumatera Barat sesuai data BPS Sumbar per
maret 2015 adalah Rp.369.753,-. ini berarti pendapatan perkapita dibawah nilai
tersebut tergolong masyarakat miskin). Selanjutnya beberapa warga yang kami temui
juga kami ajak bekerjasama untuk mencukupkan jumlah sampel 78 KK dari populasi
348 KK (rumus Slovin).
Data hasil survey lapangan tentang
indeks kemiskinan tersebut selanjutnya kami bandingkan dengan jumlah penerima
program PSKS (kartu emas) yang diperoleh hingga 234 keluarga (sumber kantor
lurah teluk kabung selatan) yang jika dipresentasekan 67,24 % KK adalah
penerima PSKS tersebut.
Kedua
Saran perbaikan kedua adalah mengenai worst Case Scenario/ skenario terburuk
disaat bencana besar terjadi (saran ini dianjurkan oleh Bpk. Dr. Hefrizal
Handra).
Menindak lanjuti hal ini saya mencoba
untuk mencari literature dan berkomunikasi dengan teman-teman yang biasa
bergerak pada disaster management.
Sehingga kesimpulannya sebuah daerah yang rentan akan resiko bencana
membutuhkan rencana kontijensi yang diformalisasikan dengan peraturan
kelurahan/desa.
Ketika bencana besar terjadi, yang biasa dikenal “worst
case scenario” diperlukan strategi dalam pengurangan resiko bencana
berbasis komunitas (PRB-BK). Hal yang harus dilakukan adalah dengan
memanfaatkan segenap sumberdaya yang dimiliki oleh masing-masing
desa/kelurahan, diantara strategi tersebut adalah :
1. Adanya rencana evakuasi masyarakat
2. Adanya tempat dan fasilitas evakuasi
pengungsian
3. Adanya rencana aksi masyarakat tentang
penanggulangan bencana
4. Adanya latihan kesiapsiagaan secara
berkala
5. Adanya prosedur tetap penanganan
darurat bencana kelurahan
6. Adanya gudang penyimpanan logistik
untuk bertahan
7. Adanya perhitungan waktu evakuasi
maksimal menuju Shelter (gambar
Untuk mewujudkan strategi
tersebut perlu dibentuk Rencana
Kontijensi dalam pengurangan resiko bencana berbasis komunitas (PRB-BK)
sebagaimana dikemukakan oleh Triutomo (2008). Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yg diperkirakan akan segera terjadi, tetapi tidak selalu terjadi. Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana
yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Jika keadaan yang diperkirakan tersebut tidak terjadi, maka rencana kontinjensi
tidak akan pernah diaktifkan. Adapun strategi pada sebuah rencana kontinjensi
dimulai dari ; pengembangan scenario, Penetapan kebijakan dan strategi,
perencanaan sektoral, sinkronisasi, formalisasi
rencana kontijensi pengurangan resiko bencana berbasis komunitas serta rencana
tindak lanjut (RTL). Alur
rencana kontijensi tersebut sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 6.1 Bagan
Alur Rencana Kontijensi
6.5.1.
Pengembangan
Skenario
a. Skenario :
§
Waktu terjadinya bencana (misalnya
: pagi, siang, malam).
§
Durasi/lamanya kejadian (misalnya : 2 jam, 1 hari atau 7 hari).
§
Karakteristik bencana yang
terjadi
§
Hal lain yang berpengaruh
terhadap besar-kecilnya kerugian/ kerusakan.
b. Perkiraan dampak
§
aspek kehidupan/penduduk,
§
aspek sarana/prasarana/fasilitas/asset,
§
aspek ekonomi,
§
aspek pemerintahan, dan
§
aspek lingkungan.
6.5.2.
Penetapan
Kebijakan dan strategi
a. Kebijakan :
§
Bersifat umum untuk pedoman
bagi sektor-sektor
§
Mengikat dalam penanganan
darurat
§
Kesepakatan –kesepakatan
dipatuhi oleh semua pihak
§
Disetujui oleh Lurah/ Kepala
Desa
b. Strategi :
Strategi untuk melaksanakan kegiatan oleh tiap-tiap sektor sesuai
bidang tugas masing-masing
§ Membentuk Forum
§ Membangun posko
§ Pembagian tugas pelaksana sektor, dll
6.5.3.
Perencanaan
Sektoral
a. Struktur komando dan koordinasi,
yang berguna untuk :
§ Mempermudah koordinasi pemangku
§ Menghindari kesemrautan
§ Memberdayakan potensi dan sumber daya
masyarakat dan para pihak terkait.
b. Pembentukan sektor-sektor tim Satlak, yakni
§ Sektor manajemen dan koordinasi
§ Sektor Kesehatan
§ Sektor Evakuasi dan transportasi
§ Sektor logistik
§ Sektor Barak
§ Sektor Dapur Umum
§ Sektor Komunikasi
§ Sektor Keamanan
§ Sektor Pendidikan
c. Penyusunan Kebutuhan Sektor
§ Disusun
berdasarkan skenario kejadian
§ Kebutuhan
tiap sektor dipenuhi dari ketersediaan sumberdaya sektor dengan memprioritaskan
sumberdaya/potensi lokal.
§ Rekapitulasi
kebutuhan tiap sektor :
-
Jumlah kebutuhan
-
Persediaan
-
Kekurangan
-
Jumlah Biaya
6.5.4.
Sinkronisasi/Harmonisasi
§ Semua
kegiatan sektor diharmonisasi/dintegrasikan ke dalam Renkon untuk mengetahui siapa
melakukan apa, agar tidak terjadi tumpang tindih
§ Dapat
dilakukan melalui rapat koordinasi, yang dipimpin oleh Lurah/Desa dan Tim
Teknis.
§ Materi
bahasan dalam rapat koordinasi antara lain berupa :
- Laporan
tentang kesiapan dari masing-masing sektor
- Masukan
dari satu sektor ke sektor yang lain tentang adanya dukungan sumberdaya.
- Laporan
tentang kebutuhan sumberdaya, ketersediaan dan kesenjangannya dari
masing-masing sektor.
- Pengambilan
keputusan berdasarkan kesepakatan-kesepakatan bersama dan komitmen untuk
melaksanakan rencana kontinjensi.
6.5.5.
Formalisasi Rencana Kontijensi Pengurangan Resiko
Bencana Berbasis Komunitas
Formalisasi
diperlukan agar rencana dapat menjadi dokumen desa/kelurahan dalam upaya pengurangan
resiko bencana.
a. Disahkan/ditanda-tangani
oleh pejabat yang berwenang yakni Lurah/ Kepala desa
b. Renkon
PRB-BK menjadi dokumen resmi kelurahan/Desa Renkon PRB-BK
siap dilaksanakan menjadi Operasi Tanggap Darurat
6.5.6.
Rencana Tindak
Lanjut (RTL)
1. RTL adalah langkah-langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana.
2. Komitmen dari para pimpinan sektor disisipkan pada halaman depan dari
dokumen Rencana Kontinjensi.
3. Kegiatan-kegiatan RTL dibuat resume/ringkasannya untuk kemudian
dituangkan dalam Tabel yang ditanda tangani para pimpinan sektor sebagai bentuk
komitmen untuk melaksanakan RTL.
4. Kegiatan RTL, antara lain :
§ table top exercise, gladi
posko, gladi lapang,
§ pemutakhiran data, dan
lain-lain
§ Menyiapkan jalur evakuasi,
simbol/tanda rawan bencana
§ Penetapan Renkon dengan
Perkel/Perdes, dll.
Tabel 6.1 Kegiatan
Masing-Masing Sektor Pada Rencana Kontijensi
I. Sektor Manajemen & Koordinasi
|
|
Status
|
Kegiatan
|
Normal
|
1.
Kajian daerah rawan bencana.
2.
Pendataan penduduk di kawasan rawan bencana, termasuk penduduk
rentan. Sosialisasi, Pelatihan dan Simulasi Penanggulangan Bencana.
3.
Penyusunan atau Review prosedur tetap dan
RENKON apabila ada
perubahan (perkembangan) situasi dan kondisi.
4.
Mengadakan
pertemuan rutin relawan
|
Waspada
|
1.
Pengkajian ulang (update) peta daerah rawan bencana
2.
Pendataan ulang warga daerah rawan bencana .
3.
Pendataan kebutuhan penanganan bencana.
4.
Penyiapan Posko.
5.
Pengecekan alat komunikasi.
6.
Memberikan update cuaca.
|
Siaga
|
1.
Mengkoordinasikan (memastikan) seluruh sektor telah siap.
2.
Aktivasi Posko.
3.
Berkoordinasi dengan instansi terkait.
|
Awas
|
1.
Menginformasikan kepada warga untuk mengungsi.
2.
Memastikan semua sektor telah siap.
|
II. Sektor Kesehatan
|
|
Status
|
Kegiatan
|
Normal
|
1.
Pendataan penduduk rentan di daerah rawan bencana.
2.
Pendataan ketersediaan obat dan peralatan kesehatan.
3.
Pelatihan PPGD (P3K) untuk OPRB.
4.
Penyuluhan kesehatan kepada masyarakat daerah rawan Bencana
|
Waspada
|
1. Pemantauan kesehatan penduduk rentan di
daerah rawan bencana.
2.
Pendataan kebutuhan kesehatan untuk penanganan darurat bencana.
3.
Penyiapan Pos Kesehatan.
4.
Pemantapan tim medis dan non medis.
|
Siaga
|
1.
Pembagian tugas tim kesehatan.
2.
Koordinasi dengan tim terkait (Puskesmas, PMI, RS).
|
Awas
|
1.
Aktivasi Pos Kesehatan.
2.
Pelayanan Kesehatan
3.
Merujuk pasien ke Puskesmas terdekat (bila diperlukan).
4.
Pemantauan rutin kelompok rentan.
5.
Pencatatan dan pelaporan.
6.
Surveilans penyakit menular (diare, ISPA, penyakit kulit).
|
Status
|
Kegiatan
|
Normal
|
1.
Penyusunan peta jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat evakuasi
(TES/TEA)
2.
Pendataan kendaraan evakuasi
3.
Pelatihan Penyelamatan dan Evakuasi
|
Waspada
|
1.
Pengecekan jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat evakuasi.
2.
Penyiapan sarana evakuasi
|
Siaga
|
Penempatan
personil dan kendaraan evakuasi di daerah rawan bencana.
|
Awas
|
1.
Pelaksanaan evakuasi warga terancam.
2.
Pelaksanaan evakuasi korban (apabila ada).
|
Sektor Logistik
|
|
Status
|
Kegiatan
|
Normal
|
Mengikuti pelatihan-pelatihan Sosialisasi
kepada warga mengenai PRB
|
Waspada
|
1. Menyiapkan tempat penyimpanan
barang/logistik.
2. Menyiapkan perlengkapan ATK/peralatan yang
dibutuhkan
3.
Menyiapkan data-data kebutuhan
|
Siaga
|
1.
Menghitung kebutuhan logistik.
2.
Mencatat semua kebutuhan logistik pada buku penerimaan dan pengeluaran
3.
Menyiapkan tempat distribusi
|
Awas
|
1.
Mencatat penerimaan bantuan
2.
Mencatat pengeluaran bantuan
3.
Mendistribusikan logistik dengan kartu distribusi (Pengambilan/
pendistribusian barang sebaiknya diambil oleh KK).
4.
Melaporkan semua penerimaan dan pengeluaran logistik pada penanggung
jawab kelurahan/desa.
5.
Menjaga keamanan Gudang Logistik.
|
itulah 2 item saran penguji yang
disampaikan pada waktu seminar hasil tanggal 2 november 2015 yang lalu. Yang
kemudian saya akomodir pada perbaikan ini. Semoga saja kompre nanti hasilnya
dapat lebih baik. Atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak sebelumnya saya
ucapkan banyak terimakasih.
……… …………… …………….
Selanjutnya setelah dari sungai pisang
(setelah survey) kami menyempatkan diri untuk terus kedaerah selatan kesebuah
desa dengan nama sungai pinang (barangkali karena banyak pinang maka dinamakan
demikian) sembari mengabadikan momen (berfoto bersama ikan hasil tangkapan
nelayan.. hihihi). Hasil tangkapan nelayan yang cukup banyak menurut kami dari
sebuah kapal nelayan sederhana berukuran tidak terlalu besar.